Persindonesia.com Jeneponto – Ruh dari pengembangan Desa Wisata adalah pelibatan dan keterlibatan masyarakat secara aktif mulai dari perencanaan awal dan membangun kesepahaman bersama.
“Dalam MUSRENBANG DESA Jenetallasa Kec. Rumbia Kab. Jeneponto untuk merencanakan program desa wisata dan penganggaranya. Semua stakeholder terlibat dalam musyawarah ini,” Kata Andi Yuwono ketua Asidewi. Rabu (16/9/20)
Kegiatan ini di hadiri oleh DPRD, OPD teknis Pemda Jeneponto, BPD dan semua tokoh pemuda dan masyarakat. Dengan demikian, perencanaan yang matang dan di dorong oleh kebijakan yang berpihak serta penganggaran yang tepat dan terukur akan memudahkan pengembangan desa wisata yang berkelanjutan.
“Upaya kami adalah mendorong semua pihak untuk berkontribusi dan berpartisipasi aktif untk terwujud mimpi bersama”. Desa wisata hebat, bangsa akan lebih bermartabat dan kesejahteraan akan meningkat,” ungkap pria asal Blitar ini.
Andi juga mengatakan, bersama tim dari Dinas Pariwisata Kab. Jeneponto, HPI Sulawesi Selatan, Yayasan Joka ( Yayasan yg bergerak di bidang pngembangan wisata masyarakat di sulsel) dan ASIDEWI kita melakukan survey lapangan di beberapa obyek dan potensi wisata yang sedang di kembangkan oleh masyarakat.
“Diantaranya adalah hutan Mangrove dan sumber mata air tawar yang tidak pernah mati walau kemarau panjang. Kita memetakan bersama dan nantinya akan kita jadikan bahan kajian serta bahasan dalam pelatihan Tata kelola destinasi wisata Kab. Jeneponto,” jelasnya.
Survey lapang bersama unsur penthahelix di Kab. Jeneponto di Desa Balambaru Kec. Tarowang, potensi disini adalah bahari dengan hutan mangrove lebih dari 30 hektar yang màsih terjaga dengan baik. Pemanfaatan laut untuk bertani rumput laut dan ekosistem pesisir lainya. Semua warga antusias dan bersepakat menjadikan desa ini menjadi desa ekowisata yang berkelanjutan. Tegasnya.
“The Lost World ” PACUMIKKANG ” Ketika kita memasuki desa ini, kita serasa di bawa ke sebuah peradaban masa silam dan seperti di sebuah cerita fiksi dunia yang hilang. Menuju desa tertinggi di Kab. Jeneponto ini kita akan di suguhi pemandangan gersang yang banyak di dominasi batuan andesit yang sudah tua usianya,” ungkap Andi.
Ia melanjutkan, terasering pertanian dan perkebunanya di sekat oleh tumpukan bebatuan andesit yang rapi. Hawa dingin yang menusuk serta bentang alam yang indah di sela sela perkebunan kopi arabica dan sayuran yang menghijau. Sebuah pemandangan kering kontras dengan hijau hampar mengharu biru kebun sayur yang subur.
“Kita memetakan potensi yang ada di desa ini di ketinggian 1700 mdpl ini bersama masyarakat dan pemuda desa yang semangat luar biasa. Mungkin, ini kita bisa menyebutnya Machu Pichu nya Sulawesi. Peninggalan pertanian yang canggih masa silam serta ketangguhan warganya dlm mengolah tanah,” tutup laki-laki yang kerap di sapa Mas Andik. (Div)