Belajar Sate Renteng, Tidak Enteng

Persindonesia.com Kelungkung – Tidak akan pernah habis ceritanya, jika seni budaya menjadi elemen penting dalam membangun elemen kehidupan khususnya dalam suatu upacara keagamaan.

Pelestarian seni budaya ini penting selain didalamnya sarat makna yang perlu dikupas, juga menunjukan keunikan serta keindahan upacara itu sendiri.

Visi misi kreatif yang berwawasan budaya ini digelar oleh Yayasan Padukuhan Sri Candra Bhaerawa di Pesraman Sri Taman Ksetra, Desa Pikat, Klungkung. Minggu, (18/10).

Kementrian Kesehatan : Meningkat Tajam Kasus Covid-19 di Afrika Selatan

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Padukuhan Sri Candra Bhaerawa ini, dipimin oleh Jero Ketut Suryadi, S.T, dengan pembina Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti yang merupakam salah salah satu dari beberapa kegiatan yang telah diadakannya. Seperti donor darah,  uluran tali kasih berupa bagi-bagi sembako kepada masyarakat yang terdampak Covid -19 serta menanam pohon sebagai bukti nyata terhadap ibu pertiwi yang telah memberikan kehidupan.

Ida Pandita Dukuh menjelaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai langkah pelestarian seni budaya Agung dalam suatu upacara keagamaan yang telah diwariskan oleh para leluhur.

Beliau berharap dengan keterampilan yang dimiliki dapat di gunakan di masyarakat sebagai pelayan umat dalam prosesi agama dan adat istiadat di Bali.

Ribuan Warga Thailand Turun Kejalan Protes Menentang Tindakan Keras Kejadian

“Membuat Sate Renteng merupakan salah satu kearifan lokal di Bali. Dimana, hal ini merupakan sarana upakara yang diatur dalam tattwa agama,” terang Ida Dukuh.

“Sehingga eksistensinya harus terus dijaga,” sambungnya.

Selanjutnya kata ketua Yayasan Ketut Suryadi, tingkat kesulitannya mungkin saat memotong bagian perbagian daging sebagai bahan baku utama Sate Renteng, namun jika ini terus dilatihkan akan menjadi sesuatu yang biasa dan membanggakan.

Puan Maharani Pantau Langsung Penyerahan BST, BSB dan KPM di Kabupaten Badung

“Kami berharap belajar dan berlatih membuat Sate Renteng ini dapat terus dilaksanakan untuk terus menjaga kelestarian adat tradisi serta budaya di  di Bali dan sebagai Jero mangku harus  siap berperan untuk turut serta didalamnya,” Tutup Ketut Suryadi. (Jro Sudana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *