Persindonesia.com , Pangkalanbaru Bangka Belitung — Abdul Fatah, wakil gubernur (wagub) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama sejumlah Forkopimda Babel pagi tadi Rabu (25/11/2020) berada di Airport Depati Amir mengikuti kegiatan ‘Groundbreaking’ atau peletakan batu pertama pembangunan Monumen Depati Amir Pahlawan Nasional Bangka Belitung.
Kehadiran Abdul Fatah Wagub Kepulauan Babel mewakili H Erzaldi Rosman Djohan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung memenuhi undangan dari Johan Murod Ketua Dewan Pemuda Bangka Belitung dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Monumen Depati Amir.
Dalam sambutan singkatnya, Abdul Fatah mengutip perkataan Proklamator Ir Soekarno Presiden RI ke 1 bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya menyampaikan kegiatan pembangunan Monumen Depati Amir Pahlawan Nasional ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan negara.
” Pembangunan monumen pahlawan nasional Depati Amir agar generasi muda kita mengetahui bahwa di daerahnya bahwa ada pahlawan nasional yang melakukan perlawanan terhadap penjajah dan telah berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan yang saat ini kita nikmati, ” Ujar Abdul Fatah yang juga diketahui sebagai Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Nasdem Provinsi Kepulauan Babel, Rabu (25/11/2020).
Sebelumnya, Abdul Fatah sempat mengapresiasikan gagasan pembangunan Monumen Depati Amir pahlawan nasional Bangka Belitung yang diinisiator oleh Johan Murod salah satu tokoh perjuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Diketahui, Pembangunan Monumen Depati Amir pahlawan nasional Bangka Belitung tersebut diperkirakan menelan biaya sebesar 1,2 Milyar dan dana pembangunan tersebut bersumber dari sumbangan dari donatur baik perusahaan maupun pribadi masyarakat. Dan patung Depati Amir setinggi 12 meter dikerjakan langsung oleh I Putu Putrayasa seniman patung dari Bali.
Pantauan Pers Babel, selain yang hadir di kegiatan tersebut Abdul Fatah Wagub Babel tampak juga GM Angkasa Pura Bandara Depati Amir M.Syahril, Kasiter Korem 045 Gaya Letkol Info Arry Sundoro mewakili Danrem 045 Garuda Jaya, Dir SDM Polda Babel Kombes Pol Muchtarom dan perwakilan tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Sekilas Perjuangan Depati Amir Pahlawan Nasional dari Bumi Serumpun Sebalai Babel
Perjuangan Depati Amir bermula dari urusan keluarganya dengan Belanda. Saat itu, Belanda mulai membuat parit-parit tambang timah di Pulau Bangka dan berkonsi dengan Depati Bahrin untuk mengeruk timah di tanah miliknya. Namun, Belanda tidak memenuhi kewajibannya untuk membayarkan hasil tambangnya. Hal itu menyulut Depati Amir mengajukan tuntutan kepada perusahan Belanda tersebut dan mendapat dukungan dari masyarakat Bangka.
Tuntutan Depati Amir terdengar oleh Residen Belanda untuk Bangka yang bernama F. van Olden. Residen tersebut menilai bahwa tindakan Depati Amir dapat menyulut pergolakan di Bangka. Lalu, Pemerintah Belanda mengutus pejabat-pejabat penting untuk menangkapnya. Namun, usaha tersesbut gagal. Depati Amir semakin mendapat dukungan masyarakat yang selama ini telah dipekerjakan oleh Belanda, baik dari kalangan Melayu Bangka maupun Tionghoa Bangka. Dukungan juga datang dari para pemimpin lokal yang juga merasa dirugikan akibat kehadiran Belanda. Akibat dukungan-dukungan ini, Depati Amir mendapat bantuan senjata baik dari lokal maupun dari Singapura. Perlawanan Depati Amir meluas di sepanjang pesisir timur Bangka.
Depati Amir (lahir di Mendara, Bangka, 1805 – meninggal di Air Mata, Kota Lama, Kupang, Nusa Tenggara Timur, 28 September 1869) merupakan salah satu pahlawan nasional dari Bangka. Semangat kepahlawanannya menggema hampir di seluruh Pulau Bangka. Depati Amir aktif melawan penjajahan Belanda di Bangka yang saat itu memiliki kepentingan terhadap aktivitas tambang timah. Karena perlawanannya dinilai merugikan aktivitas tambang mereka, akhirnya ia diasingkan ke Air Mata, Kota Lama, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Namanya kini diabadikan di Bandar Udara Depati Amir dan Stadion Depati Amir, Pangkal Pinang. Pada tahun 2018, bersama lima tokoh lainnya, ia dianugerahi gelar pahlawan nasional. (**)