MALANG, Persindonesia.com
Menteri Sosial Juliari P. Batubara melakukan serangkaian kunjungan kunjungan kerja di Kabupaten Malang. Di antaranya menggelar koordinasi teknis dengan Koordinator Program Keluarga Harapan, dan menyalurkan bantuan kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).
Mensos melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga beranjangsana dan menyalurkan bantuan sembako ke kediaman Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di Kecamatan Pakis, pagi ini. Pada malam hari sebelumnya, Mensos Juliari menyerahkan bantuan 13.121 paket sembako kepada 29 LKS di Kabupaten Malang.
Dengan total bantuan senilai Rp1.624.200.000, Mensos berharap bantuan ini bisa meringankan sebagian beban masyarakat terdampak pandemi, khususnya di Kabupaten Malang. “Bantuan merupakan bukti langkah nyata pemerintah melalui Kementerian Sosial memastikan rakyat terdampak pandemi mendapatkan bantuan,” kata Mensos Juliari, saat menyerahkan bantuan secara simbolik kepada perwakilan penerima bantuan di Kota Malang (04/12), malam.
Dari total 29 LKS yang menerima bantuan kali ini, sebanyak 13 merupakan pondok pesantren dan sisanya merupakan koperasi karyawan.
Kedatangan Mensos ke Malang merupakan rangkaian kunjungan Mensos setelah pada siang harinya ia menyapa masyarakat di wilayah terluar, tertinggal dan terpencil di Kalimantan Selatan. Kepada perwakilan masyarakat yang ia temui, ia memastikan pemerintah segera menyalurkan bantuan kepada kelompok masyarakat yang belum tersentuh bantuan.
Mensos Juliari menambahkan, pada prinsipnya langkah pemerintah sejalan dengan konstitusi yakni untuk melindungi masyarakat. “Tugas kita ini apakah eksekutif, legislatif, di pusat atau di daerah adalah untuk memastikan memenuhi kepentingan masyarakat,” katanya.
Itu di saat normal, apalagi pada saat pandemi seperti sekarang. “Karena kita menganut ajaran negara kesejahteraan, bukan negara kapitalis. Artinya negara berperan aktif memastikan masyarakat menerima bantuan di saat sulit seperti sekarang,” katanya.
Ia meminta masyarakat tidak ragu. Sebab pada dasarnya aparat pemerintah, anggota DPR dan juga pendamping, merupakan pelayan masyarakat. “Pejabat publik apakah menteri, gubernur, bupati Walikota, anggota DPR dan juga pendamping, merupakan pelayan masyarakat. Bukan masyarakat yang melayani kita. Jadi kita berjuang untuk masyarakat,” katanya.
*Rp27,5 Miliar Bansos untuk Kabupaten Malang*
Hari ini pula, Kemensos telah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) melalui PT Pos Indonesia untuk Kabupaten Malang sebesar Rp27,5 milliar (97%). Penyaluran di BST di Kabupaten Malang menjangkau 94.679 KPM dimana sudah sampai pada tahap ke-8.
Kemudian untuk Jawa Timur, PT Pos menyalurkan bantuan untuk 1.297.091 KPM dengan total salur sebesar Rp375.873.900.000 (96,8%). Penyaluran BST secara simbolik dilakukan di Kantor Pos Kepanjen, Kabupaten Malang oleh Direktur PFM Wilayah III A.M. Asnandar.
Dalam pesannya, Asnadar menyatakan bahwa bantuan dari pemerintah merupakan bentuk negara hadir di saat masyarakat mengalami kesulitan. “Semoga bantuan ini dapat meringankan beban bapak-ibu. Gunakan bantuan ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak,” katanya.
Mensos mengingatkan, menyalurkan bansos juga bukan pekerjaan mudah. Sebab, setelah Kemensos mengalokasikan kuota bantuan, ternyata daerah tidak bisa menyerap. Bantuan akan terserap dan tersalurkan jika tepat kepala daerah proaktif berkomunikasi dengan Kemensos.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya Mensos dan rombongan mengunjungi kalangan masyarakat di Pemalang, Purbalingga dan Purwokerto. Salah satu agenda Mensos adalah menyaksikan pencairan Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Sembako/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Mensos juga bertemu dan memberikan arahan kepada para pendamping PKH.
*BST Kurangi Beban Hidup ART*
Ny Agus Sumartini masih harus membanting tulang di usianya yang ke 51 tahun. Perempuan dengan satu anak ini menjadi asisten rumah tangga (ART) paruh waktu di rumah tetangganya di Desa Cempoko Mulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang
Sumartini mendapat upah Rp15.000 per hari dari pekerjaannya (ART). Pekerjaannya hampir semua dilakukan, mulai mencuci pakaian, setrika pakaian, cuci piring, mengepel, dan mengasuh anak. “ _Kulo angsal Rp15.000. Lha niku kerjone ngantos jam kalih welas dalu margi kedah momong lare alit_ (Saya dapat upah Rp15.000/hari. Kerjanya sampai jam 24. Karena harus mengasuh anak),” katanya saat ditemui di Kantor Pos Kepanjen, Kabupaten Malang.
Perempuan tulang punggung keluarga ini, hidup bersama dengan anak tunggalnya yang lulusan setingkat SMA. Kini anak lelakinya itu menekuni usaha ayam geprek dengan membuka gerai di depan rumah. “Ada covid ya ngga seramai dulu. Dengan ayam 1-2 kilo sehari, sering tidak habis terjual,” kata KPM bansos BST ini.
Dengan kondisi seperti ini, bantuan dari pemerintah sangat berarti. BST yang ia terima sangat membantu meringankan beban kehidupan sehari-hari. “ _Nggih damel bayar listrik, toyo, beras_ (untuk membayar listrik, air, dan beli beras),” katanya dengan seyum lebar sambal mengayuh sepeda ontel.
Andy.S/BHM Kemensos