Persindonesia.com Deli Serdang – Kasus radiasi handphone kembali terjadi kepada anak bernama Fitra Appandy (6) warga Jalan Karya, Dusun VII, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, sebelumnya menjadi perhatian publik, kini anak tersebut membutuhkan uluran tangan para dermawan dengan penyakit mata yang dideritanya akibat terkena radiasi handphone sellular membuat penglihatannya nyaris hampir buta.
Koramil 06/Jtu Lakukan Penanganan Bajir Di Wilayah
Kejadian tersebut baru diketahui orangtuanya Ida alias Linda (39), Pertengahan Bulan Januari 2021, saat mendengar anaknya sering mengeluh sakit pada matanya seakan susah memandang dan sianak sering memejamkan matanya dan mengeluarkan air mata. ibu pun mendapati mata anaknya menjadi Hitam dikelopak bawah dan samping serta kantung air mata membengkak.
“Ketahuannya Bulan lalu bang, saat sianak sering merintihdan mengeluh seolah-olah susah melihat, pas ditanyai katanya perih bang matanya, saat saya periksa makin Hitam matanya, Bola matanya tidak bening dan bewarna Abu-abu, kalau tidur, pas saya periksa, matanya merah kali bang tidak normal, kadang sering juling matanya sendiri,” ungkapnya.
lantaran kehidupannya pas-pasan, dan sang ayah wartawan di salah satu media online, Hingga akhirnya, saat melihat anaknya sudah semakin parah, dengan uluran para dermawan yang tidak disebutkan.
Hingga saat ini pun masih mengharapkan bantuan para dermawan, sang ibu pun memberanikan diri membawa berobat ke salah satu klinik GANESA yang berada di Jalan Batangkuis, Deli Serdang, Kamis (17/02/2021).
Rapat Evaluasi Kinerja Linmas Desa Jangkar Asam Tahun 2020 Dihadiri Serda Haifrizar
Sesampainya di klinik dokter langsung memeriksa dan memvonis. mata anak Ibu sudah parah dan syukurnya langsung dibawa berobat hingga tidak terjadi kebutaan, dengan rasa sedih sebagai orangtua, Ida pun pulang usai diberikan obat dan disuruh kembali 4 hari kemudian.
“Saya takut anak saya dirujuk kerumah sakit besar, bakal dioperasi bang, sudah ada korbannya keponakan adik ipar meninggal dunia usai dioperasi lantaran tak tahan menahan sakit diurat saraf, jadi saya terus berdoa supaya tidak dirujuk kerumah sakit sembari meminta bantuan uluran tangan para dermawan”, harapnya.
Waktu pun berlalu dengan setiap hari Ida meminumkan obat kepada anaknya dengan harapan akan ada perubahan dari sebelumnya. Tiba saatnya, tahap pengobatan selanjutnya Ida pun kembali berobat ke Dua kalinya dokter yang sama. Dengan hati yang berdebar, kabar gembira pun datang dengan hasil pemeriksaan dokter bahwa anaknya mengalami perubahan dan disuruh kembali 3 Hari kemudian untuk pengobatan lebih lanjut.
“Alhamdullilah bang gak jadi dirujuk kerumah sakit besar dan tak jadi dioperasi, tadi saya tanya gimana kelanjutan soal anak saya, kata perawatnya anak saya mengalami perubahan, bila dokternya tak sanggup pasti bicara, dioper ketempat lain, tapi blom ada bicara gak sanggup dokternya, saya disuruh balik lagi 3 hari kemudian untuk pengobatan lanjut, mudah-mudahanlah bang sembuh total, tinggal nyari dananya tuk berobat kedepannya bang”, tutup sangat ibu. (Syamsir)