Persindonesia.com Jembrana – Akibat dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pariwisata Indonesia dan Bali khususnya tidak berjalan sama sekali, hal tersebut sangat mempengaruhi pengusaha kecil menengah di Kabupaten Jembrana.
Salah satu pengerajin batok kelapa yang berada di Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang merupakan pengerajin mainan musik dari batok kelapa bernama Made Urip Adi Sujarwo sangat merasakan dampak ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 ini.
BPR Kanti Berikan Pelatihan Desain Kemasan dan Pengurusan Ijin Edar
“Dulu sebelum pandemi ini kami mendapat orderan bisa sampai 1500 sampai 2000 buah, disaat pandemi hampir 95 persen penurunan orderannya, dimasa pandemi perbulannya kami mendapat orderan hanya 200 buah perbulannya,” ucap pengerajin batok kelapa Made Urip Adi Sujarwo. Kamis (25/02)
Ia melanjutkan, sebelum pandemi tenaga kerja kami mencapai 25 orang dan kini awalnya hanya 5 orang, dan kadang-kadang perbulannya sampai kami tidak mendapatkan penghasilan dikarenakan sepi orderannya.
TPQ dan TPA se-kecamatan Sawahan di sambangi FKPQ
“Untuk pemesanan sebelumnya datangnya dari daerah pariwisata seperti Ubud, Sukawati dan daerah Kuta. Saya berharap semoga corona cepat berlalu dikarenakan usaha kami berpengaruh kepada pariwisata,” ujar Sujarwo.
Sementara itu Kepala Desa Pohsanten Kade Agung Sultra mengatakan, ada pengerajin batok kelapa satu bulan terakhir ini aktivitas sudah mulai berjalan sedikit demi sedikit.
Bupati Mahayastra Serahkan 1 Unit Truk Sampah di Desa Bakbakan
“Pengerajin di Desa Pohsanten yang ada di Banjar Rangdu, kami sebagai Kepala Desa hanya bisa mendukung penuh dan hanya mampu memberikan suport saja untuk pendanaan kami tidak mampu dikarenakan pandemi covid ini,” ungkapnya.
Pengerajin batok kelapa yang ada di Pohsanten hanya ada 3 induk dan subnya ada 2, yang masih bertahan hanya 2 usaha. Upaya kami sebagai pemerintah Desa Pohsanten menyarankan bagi pengerajin yang masih berjalan supaya bisa membagikan orderannya bagi usaha yang tidak berjalan, tutup Agung. (Sub)