Persindonesia.com Jembrana – Keberadaan dari konservasi penyu ini harus dilestarikan, ini sebagai langkah perlindungan binatang laut yang hampir punah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna saat mengunjungi observasi penangkaran penyu Kurma Asih di Desa Yehkuning Jembrana. Jumat (5/3/2021).
Pemprov Bali Permudah Program Vaksinasi Covid-19, Ny Putri Koster Ajak Semua Warga Ikut Vaksinasi
Kegiatan tersebut diikuti dengan pelepasan puluhan tukik yang merupakan rangkaian acara penyerahan CSR berupa ambulan dari Bank BPD Bali di Rumah Sakit Umum Negara.
“Kegiatan pelepasan penyu ini mengingatkan masyarakat Perancak untuk tidak lagi berburu penyu dan termasuk satwa yang dilindungi,” ungkap Bupati Tamba.
Bupati Tamba Terima Bantuan Mobil Ambulan, Akan Digunakan Fast Swab Mobile
Pastinya, nanti kita akan memberikan anggaran untuk pemeliharaan atas upaya menjaga lingkungan, pelestarian dan penangkaran,” kata Bupati Tamba, disela – sela kegiatan.
Sementara itu Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, Wayan Anom Astika Jaya mengucapkan terima kasih ata kunjungan pertama Bupati dan Wakil Bupati Jembrana.
Pemkab Jembrana Launching JES, Aplikasi Tanggap Darurat Bagi Warga Jembrana
Rombongan yang datang pukul 11.00 siang disambut baik oleh Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, Wayan Anom Astika Jaya.
“Terima kasih atas kedatanganya di tempat kami serta terima kasih bantuan yang nantinya akan dialokasikan ke penangkaran kami,” ucap Anom.
Gempa dan Tsunami Diprediksi Terjadi di Banyuwangi
Lebih jelasnya ia mengatakan, pelepasan anak penyu yang dilepas adalah jenis penyu lekang. Serta sangat bersyukur atas menetasnya dari inkubasi sebanyak 70 ekor.
“Kita bersyukur ada dua sarang menetas. Saya juga tidak tahu, padahal musim lekang itu April sampai September. Itupun masa inkubasinya dua bulan lebih, yang seharusnya masa inkubasi 7 Minggu normalnya,” ungkap Anom,” tutupnya. (Sub)
