Petani Menjerit, Perusda Tidak Jalan, Pernyataan Tegas Bupati Tamba

Persindonesia.com Jembrana – Penomena permasalahan petani gabah di Jembrana seperti sengaja dibuat petani tidak berdaya, disaat panen raya, gabah petani harganya anjlok tetapi harga beras tetap tinggi, sangat kelihatan beberapa pihak pengusaha diuntungkan disini.

Dari turun temurun permasalahan seperti ini tidak ada yang bisa menyelesaikan, sepertinya petani gabah ibarat sapi preahan disaat panen raya harga gabah murah, sehingga tidak sedikit lahan sawah dialih pungsikan dan ada juga sebagian menjualnya.

Terkait hal tersebut Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH didampingi Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngr Patriana Krisna yang merupakan pemimpin daerah dipilih langsung oleh masyarakat Jembrana secara mengejutkan memenangkan Pilkada Jembrana menanggapi secara tegas hal tersebut. Senin (12/04).

Baru Satu Bulan Memimpin Jembrana, Ini Penjelasan Bupati Tamba

Melalui jumpa pers bersama awak media Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyatakan permasalahan tersebut belum bisa di kerjakan, Hal yang menjadikan pusing adalah harga gabah yang murah dan harga beras yang mahal.

“Dari 329 ribu jiwa yang membutuhkan beras, kita mempunyai beras sekali panen 58 ribu ton beras, kalau kita konsumsi hanya di Jembrana mendapatkan sisa sebanyak 5 ribu ton beras, disini kenapa berasnya masih mahal dipasaran,” ucapnya.

Tamba melanjutkan, sementara harga gabah seharga 3,700 perkilo dan dipasar kita beli beras seharga 11 ribu rupiah perkilogram, eating provitnya sangat tinggi sekali sebanyak 7 ribu rupiah lebih tinggi dari harga gabah, permasalahan ini belum kita bisa pecahkan sampai hari ini, nanti pelan-pelan kita mencari solusinya.

Sertifikat SMP 4 Mendoyo Diserahkan, Bupati Tamba Atensi Lahan Sensitif

“Kami mendatangkan investor yang berani membeli gabah petani, petani kita sekarang menjual padi bukan menjual gabah, jadinya kami mencari investor yang memang berani membeli gabah petani yang harganya sesuai, sehingga harga gabah dan harga beras tidak begitu jauh harganya, petani tersenyum dan masyarakat membeli beras dipasar juga bisa tersenyum dengan harga jauh lebih murah dari harga sekarang,” jelasnya

Pihaknya sudah mulai bekerjasama dengan investor kemarin dan itu sudah terjadi, yang di butuhkan adalah investor yang berani membeli gabah petani dengan harga tinggi, petani kita hari ini jual padi bukan jual gabah jadi kita harus tebas semua itu.

“Jika nantinya ada investor yang berani membeli harga gabah petani dengan harga tinggi kita bisa olah berasnya, kita bisa jual ke Bumdes yang ada di desa-desa dan masyarakat beli di Bumdes sudah selesai masalahnya. Disini kok susah sekali ini, pertanyaan yang gampang kita jawab tetapi susah dilaksanakan,” tegasnya.

Penuntasan Kasus Mafia Tanah Sangat Penting, Ketum LPPN-RI: Kapolri Harus Usut Tuntas

Disisi lain kelihatan selama ini petani menjadi sapi preahan selalu mendapat janji-janji manis dan akhirnya bosan mereka sehingga mereka menjual gabahnya dengan harga murah, disana para petani tidak percaya lagi, karena tidak ada yang bisa dipercaya.

“Dalam hal ini kami membutuhkan investor, ini merupakan potensi yang luar biasa, dimana untungnya sudah pasti kepada investor dengan membeli gabah petani dan untuk kesejahtraan masyarakat juga. Disini tidak masuk akal dimana harga beras hingga hari ini 10 ribu rupiah perkilo, perlu diketahui beras Jembrana nomor satu di Bali.

Selain itu buah kakao juga hasilnya sangat bagus di Jembrana, kita di Jembrana panen kakao sebanyak 3 ribu ton setiap panennya, permentasinya hanya bisa 300 ton dan yang bisa di ekspor baru 75 ton, dan brandnya pun bukan lagi coklat Jembrana melainkan nama PT.

Walikota didesak Perpanjang Jam Operasional Jualan Makanan Saat Ramadhan

“Ini kita akan perbaiki juga nanti, produk kita di Jembrana semua bagus-bagus. Perlu di ketahui Kakao yang paling bagus di dunia adalan kakaonya Jembrana, tetapi dari hasil permentasi hanya 75 ton ekspor, disini banyak kita kehilangan, kalau kita bisa ekspor 3000 ton bisa menambah gendut PAD kita,” uraiannya.

Terkait perda tentang distribusi, kata Bupati Tamba, kami mengritisi pendapatan perda distribusi di Jembrana sangat kecil sekali, “sehingga saya mengajak anggota dewan untuk merubah perda distribusi seperti distribusi tower, distribusi sewa tanah usaha tambak disini sangat kecil sekali, bahkan tambak itu banyak sekali ada di Jembrana, disini saya bersama pak wakil pusing juga melihat kenyataan ini, disini untunglah ada tim ahli Pemkab Jembrana bersama kita, itu semua potensi yang masih tercecer,” ungkapnya.

Lebih jelasnya ia mengatakan, seperti halnya Perusda hingga hari ini Perusda tidak bisa berbuat apa-apa, saya dorong pihak terkait jika tahun ini tidak bisa dibangkitkan percuma tahun depan, toh saya hanya menjabat 3,5 tahun itu, perusda harus selesai tahun ini kalau tahun depan kami tidak bisa bekerja.

Ny Putri Koster Kenang Sosok Umbu Landu Paranggi Sebagai ‘Guru Alam’

Dari Perusda banyak potensi bisa dilakukan disana seperti kita bisa mengurus kakao, padi, pintu masuknya disitu, “sekarang kalau tidak ada Persuda gimana caranya menangani para petani, dengan melalui perusahan daerah kita bisa membantu para petani, disini menurut saya ada kelemahan dalam mengelola Perusda sehingga hingga hari ini perusda tidak bisa bangkit,” tutup Tamba. (Sub)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *