Marsinah Sang Pejuang Buruh

Surabaya,Persindonesia,-Marsinah Pejuang buruh sosoknya adalah simbol keberanian, perlawanan, dan perjuangan. Raganya mungkin sirna, namun semangatnya akan selalu membara, perjuangannya membela kaum buruh menjadikan nyawanya sebagai taruhan.

Hak adalah alasannya berani bertindak, kesejahteraan adalah tujuan mengapa Ia harus melawan, hidup mencari kebenaran, mati dibunuh karena benar.

Namanya Marsinah, sejatinya seorang perempuan biasa berkelahiran Nganjuk, 10/4/1969 dia aktivis sekaligus buruh pabrik pada rezim orde baru di PT Catur Putra Surya (CPS) kawasan Porong, Sidoarjo sejak awal 1992, saat ini pabrik tempat Marsinah bekerja sudah terendam lumpur Lapindo, Marsinah ditempatkan sebagai operator mesin bagian injeksi dengan upah 1.700 rupiah dan uang hadir 550 rupiah per hari.

Kisahnya berawal saat Ia dan 13 kawannya menuntut perusahaan tempatnya bekerja untuk menaikkan upah sebesar 20% gaji pokok dari 1.700 rupiah menjadi 2.250 rupiah per hari sesuai Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 50 Tahun 1992, dalam hal ini Marsinah adalah orang terdepan yang berani bersuara dan bertindak, ia juga mendapat kepercayaan menjadi juru runding.

Kala itu, Marsinah mengetahui ke-13 temannya di PHK karena dianggap bermasalah dengan perusahaan, mereka dianggap sebagai dalang di balik unjuk rasa dan aksi mogok kerja di PT CPS, Mendengar hal tersebut Marsinah tak tinggal diam, ia lantas menemui kawan-kawannya untuk memastikan kabar yang beredar dan berunding untuk melakukan aksi keesokan harinya, namun naas rencana aksinya tercium pihak perusahaan yang memang tengah mengintainya.

Pada Rabu, 5/5/1993 terakhir kalinya Marsinah (24 tahun) masih terlihat hidup, selang tiga hari Ia dikabarkan menghilang dan ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan banyak luka di duga bekas penganiayaan, jasad Marsinah ditemukan di hutan Jati Wilangan Nganjuk Jawa Timur.

“Marsinah Layak dikenang para Generasi Bangsa saat ini (Generasi Milineal) atas kepeduliannya, keberaniannya dan kejujurannya, sungguh mengenaskan bila Generasi Bangsa saat ini tidak peduli atau cenderung nggak mau tau dengan Perjuangan Marsinah,” kata Cak Anugrah (aktifis 90 an) ketika ngobrol ringan sambil ngabuburit dengan wartawan MPI Jum’at 30/4/2021 pukul 16.30 menceritakan keadaan 1993.

Tak terasa 28 tahun (1993 – 2021) sudah Marsinah (10/4/1969 – 8/5/1993) kelahiran desa Nglundo Nganjuk Jatim menghilang dari muka bumi, namanya akan selalu dikenang sebagai pejuang buruh. (Anang Takim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *