FKPPI gandeng BPOM, Adakan Kegiatan Komunikasi Infomasi Dan Edukasi Cerdas.

Sidoarjo, Persindonesia,- Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI Polri Indonesia (FKPPI) bersama Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), mengadakan Kegiatan Komunikasi Infomasi dan Edukasi Cerdas Memilih Kosmetik Yang Baik dan Benar yang diselenggarakan di Waroeng Ngomah Jl. Jeruk III D Wage Sidoarjo, Selasa 8 Juni 2021.

Sobat Gaharu dan perwakilan Pelaku UMKM Surabaya dan Sidoarjo binaan FKPPI, yang hadir dalam kegiatan ini melaksanakan protokol kesehatan ketat, di hadiri pula Dra. Lucy Kurniasari anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat, dan pengurus FKPPI.

Sebagai nara sumber Drs. Arustiyono, Apt M.P.H., Direktur Pengawasan Kosmetik, Drs. Hariyadi, Apt BPOM RI dan Dra. Retno Chatulistiani P, Apt., Kepala Bagian TU BPOM Surabaya.

Dalam sambutannya Lucy Kurniasari mengingatkan tentang maraknya informasi hoax mengenai obat hingga kosmetik. Salah satunya adalah sampai sekarang masih ada yang percaya bahwa minyak kayu putih dapat menyembuhkan virus corona, jelas ini salah.

Drs. Hariyadi., Apt., BPOM Pusat, dalam memutuskan membeli produk obat maupun kosmetik harus dengan kehati-hatian, karena dipasaran banyak produk yang palsu yang dikuatirkan akan membahayakan bagi kesehatan.

Untuk itu masyarakat disarankan jika membeli obat, kosmetik maupun makanan yang sudah ada ijin dari BPOM, karena yang sudah dapat kelayakan edar sudah dipastikan aman.

Untuk melakukan pemeriksaan nomer BPOM, pada kesempatan itu Hariyadi mempersilakan kepada semua peserta untuk membuka aplikasi Cek BPOM, lantas diambil contoh minuman kemasan untuk dicek nomor registrasinya melalui aplikasi tersebut, ternyata nomornya dengan barang tersebut.

Sedangkan Arustiyono mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi pada masyarakat bagaimana untuk mendapatkan produk yang aman serta mendorong usaha kosmetik di Indonesia.

Peluang usaha kosmetik di Indonesia sangat besar, jika dibandingakan negara Thailand hingga saat ini sudah mencapai sekitar 5000 sementara di negara kita baru ada 570. (redaksi/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *