Tanpa Kenal Pandemi, Jambu Budeng Tetap Laris Dibeli Masyarakat Jembrana

Persindonesia.com Jembrana – Pada saat musim pandemi Covid-19, usaha Jambu Budeng ini tidak begitu banyak terpengaruh. Produk buah lokal tersebut tidak asing lagi di telinga masyarakat Jembrana, selain mempunyai rasa yang manis, juga saat dikonsumsi renyah dan enak.

Jambu Budeng tersebut di budidaya oleh hampir 90 persen warga Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, dengan jumlah warga sebanyak 550 KK.

Sistem penyaluran pada saat panen raya hanya mengandalkan melalui antar jemput, online dan COD, selain itu, pemasaran juga sering melalui Ketua Tim Penggerak PKK, warga kebanyakan menitip hasil panennya untuk dipasarkan melalui online.

Tepati Janji, Bupati dan Wabup Jembrana Bagikan Beras ke Pedagang Kecil

Sementara Perebekel Desa Budeng I Putu Libra Setiawan, SE mengatakan, dimasa pandemi Covid-19 ini usaha Jambu Budeng ini tidak banyak terpengaruh, melainkan membantu warga dan desa di masa sulit ini.

“Asal usul Jambu Budeng ini, memang bibitnya asli dari Desa Budeng dan dulu pernah hampir punah. Jambu Budeng ini berbuah secara musiman 1 tahun biasanya panen 2 kali dan semua warga menanamnya di pekarangan rumahnya,” ujarnya. Kamis (15/7/2021)

Kalau panen biasanya, lanjut Libra, masyarakat mendapatkan hasil per pohon besar sebanyak 1 kuwintal. Perkilo warga menjual paling murah 25 ribu rupiah perkilo sampai 30 ribu rupiah itu pun mereka jual di pohon.

Dewa Ratu! Seekor Buaya Ditemukan Warga Tersangkut Jaring Nelayan

“Penjualan Jambu Budeng ini efektif mulai sejak tahun 2018. Saat panen mereka biasanya mendapatkan hasil lumayan. Saat kami disurvei, 1 rumah warga mempunyai 3 pohon dewasa, sekali panen mereka mendapatkan hasil kurang lebih sebanyak 7 juta rupiah,” terangnya.

Libra juga mengatakan, biarpun tidak musim panen, kebanyakan Jambu Budeng tersebut masih berbuah, akan tetapi tidak efektif. “Jambu tersebut setelah panen kebanyakan ada yang berbuah, dan bisa dijual oleh warga kami. Ya 1 kilogram mereka dapat hasil dimana transisi tersebut,” ungkapnya.

Dikarenakan potensi ini sangat meyakinkan, kedepan pihaknya, mempunyai rencana, pada saat warga panen raya hasilnya akan disalurkan oleh Bumdes. “Kami berencana menampung semua hasil panen warga. Disini kita akan mengepak dan menyimpannya di kulkas supaya tahan lama,” ujarnya.

Viralnya Video Kericuhan Di Desa Sinama Nenek Kecamatan Tapung Hulu, Mendapat Respon Dari Kapolres Kampar.

Sampai saat ini, imbuh Libra, kendala yang dihadapi yaitu, tempat penyimpanan yang belum memadai. “Selaim penyimpanan yang belum memadai, kelemahan kami yang lain, belum bisa menciptakan sebuah tempat khusus untuk menanam Jambu Budeng, dikarenakan lahan tidak ada,” jelasnya.

Lebih jelasnya Libra mengatakan, selain potensi buah lokal yang dimiliki, pihaknya juga sedang mengembangkan wisata manggrove, sebagai tujuan wisata desa untuk menambah pendapatan desa.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *