Persindonesia.com Jembrana – Viralnya video Arya Weda Karna beberapa waktu lalu di media sosial yang menyoroti TKI Bali yang terjebak di United Arab Emirates (UEA) khususnya di Dubai, hal tersebut mendapat perhatian dari 2 orang TKI asal Kabupaten Jembrana yang juga terjebak di Dubai dikarenakan visa kunjungannya mati.
Diketahui kedua TKI asal Jembrana tersebut diberangkatkan oleh salah satu agency atau Lembaga Hospitality School & Training Centre (CCSD) yang berada di Kabupaten Badung dengan biaya 36 juta rupiah dengan tujuan Dubai, akan tetapi visa yang diberikan merupakan visa kunjungan.
Akibat Hujan Deras, Rumah Warga Tegalasih Roboh
Saat dikonfirmasi awak media via whatsapp salah satu TKI berasal dari Desa Baluk yang berinisial AKW yang saat ini masih di Dubai mengatakan, dirinya sekarang sudah ditampung oleh KJRI UEA. “Sekarang saya sudah dikasi tempat untuk samentara sama pihak KJRI,” ujarnya. Senin (12/9/2022)
Dirinya mengaku, awalnya mengikuti sesuai informasi dari pihak agency, akan tetapi sampai disana menyimpang, dirinya juga sudah di Dubai selama 10 bulan, sebelumnya berangkat dari Bali melalui agency dengan modal meminjam dana melalui online sebanyak 36 juta rupiah ditambah lagi biaya pengurusan di salah satu agency di Bali kurang lebih sebanyak 7,5 juta rupiah.
Kasus Laka dan Pencurian WNA dapat RJ dari Kejaksaan Jembrana
“Awalnya saya bekerja kontrak selama 3 bulan setelah itu tidak dapat kerja lagi sampai visa saya mati selama 3 bulan, belum lagi mengembalikan uang lewat pinjaman online, maka saya minta dipulangkan, Sekaran KJRI sudah mau menampung saya. Sekarang saya masih meminta bantuan supaya agency bisa memulangkan saya,” terangnya.
Sebelumnya dirinya takut melapor ke KJRI, dikarenakan ada salah satu temannya melapor ke KJRI, akan tetapi laporannya gagal dan diketahui oleh pihak agency yang berada di Dubai, sehingga dia diusir dari apartement dan sampai sekarang dia terlantar dan visanya mati serta dikenai denda perhari sebanyak 100 dirham, sekarang tidak tahu keberadaanya,” bebernya.
Sat Narkoba Polres Gianyar Amankan 7 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba
Lain lagi TKI asal Kabupaten Jembrana yang bernasib sama dengan AKW, yang berinisial AAP kerap dipanggil Ade dirinya mengaku sangat kecewa dengan agency yang memberangkatkannya. “Saya kecewa apa yang diinformasikan kepada pihak agency terkait pekerjaan di Dubai semuanya berbeda. Tidak semanis yang dijanjikan pak,” katanya.
Saat ini visanya sudah mati dan sudah 4 bulan tidak bekerja. “Visa saya sudah mati dan saya juga tidak bekerja selama 4 bulan. Untuk tinggal tidak ada tempat dan sekarang beruntung saya dikasi tempat tinggal sama KJRI di Dubai,” keluhnya.
Tangsel Marathon Sukses Digelar, 2.500 Pelari Ambil Bagian
Sementara Sesuai percakapan di group whatsapp khusus untuk anak-anak yang berangkat ke Dubai yang dikirim oleh salah satu TKI di Dubai yang namanya tidak mau diungkap, pihak agency PT Reka Kerja Sejahtera yang berinisial RA berjanji akan memulangkan TKI asal Bali yang ditanganinya dengan tiket dari kantongnya sendiri.
“Ini saya akan pulangkan kalian dengan tiket dari kantong saya sendiri, semoga kalian memahami kondisi saya. Karena viralnya kasus dan nama kalian amat sangat menyita perhatian public, semoga saya dapat celah untuk bisa mulangin kalian,” tulisnya.
Bupati Jembrana Ngaturang Bakti Pujawali di Pura Agung Pecangakan
Salah satu orang tua dan juga sebagai pembina TKI asal Jembrana yang kerap dipanggil Nyoman menuturkan, menurut informasi, sebanyak 2 orang TKI asal Jembrana akan dideportasi di Dubai dipulangkan dikarenakan visanya mati. “Ini masih menunggu proses exit permits setelah itu baru cari tiket. Sekarang sudah aman di tangani oleh KJRI disana,” ungkapnya.
Sejauh yang dia ketahui, TKI yang berangkat dari Bali semua menggunakan visa kunjungan yang berlaku selama 3 bulan. “Menurut informasi dari agencynya, kalau visanya mati mereka bayar sendiri, seperti informasi dari beberapa anak-anak disana mereka bayar sendiri untuk memperpanjang visa, ada juga sampai sekarang visanya mati dan tidak bisa memperpanjang dikarenakan tidak mempunyai uang,” ucapnya.
Lomba Makepung Lampit, Bupati Tamba Minta Jaga Warisan Budaya
Lebih jelas Nyoman mengatakan, sebenarnya program ini merupakan program training modusnya. Saat mendapatkan hotel mereka dikontrak dan dibuatkan visa dari visa visit menjadi Emirates ID. “Ada yang dapat kerja hanya 3 bulan habis itu mereka nganggur 3 bulan, banyak juga anak-anak yang mau pulang akan tetapi sudah terikat kontrak kerja mendapatkan Emirates ID,” katanya.
Ia berharap, pihak KJRI di Dubai memperhatikan TKI yang membutuhkan perlindungan disana dan TKI yang akan di deportasi supaya tidak dipersulit. “Kasus ini sudah mendapat pengawalan dari bapak Arya Wedakarna dan Ibu Diah Werdhi,” tandasnya. Sur