Persindonesia.com Jembrana – Beredarnya video di media sosial, mengenai seorang anak tinggal bersama kakeknya seolah tanpa perhatian pemerintah langsung ditelusuri mengecek kebenaran narasi yang disampaikan dalam video. Ternyata, hasil penelusuran dari pemerintah kabupaten Jembrana, kenyataan tidak semua yang disampaikan dalam video benar. Bahkan terungkap video juga diduga rekayasa.
Total empat video yang disebarkan melalui media sosial, diantarnya video yang menampilkan anak yang dipanggil Mang dalam video mengunakan seragam sekolah sembari makan nasi saja dengan mangkok. Kemudian video anak itu sedang berada depan tungku, anak sedang memberikan makan ternak babi dan anak yang merebahkan kepalanya pada pangkuan kakeknya yang sambil menangis sembari mengungkapkan keprihatinannya.
Beredarnya video tersebut, Bupati Jembrana I Nengah Tamba memerintahkan jajarannya, mulai dari Kepala Dinas Sosial Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata, Camat Negara I Wayan Andy Suka Anjasmara dan Lurah Baler Bale Agung Ida Bagus Gede Ananda Kusuma, guru pengajar di sekolah, serta kepala lingkungan dan pendamping sosial. Tujuannya, untuk memastikan kebenaran yang disampaikan dalam video yang beredar di media sosial.
Dari penelusuran yang dilakukan, terungkap sejumlah fakta yang berbeda dengan yang disampaikan dalam video yang beredar. Saat turun ke rumah anak tersebut, anak bernama lengkap I Komang Nara Wibawa Putra, kelahiran 20 Juni 2014.
Kepala Dinas Sosial Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata mengatakan, anak bernama lengkap I Komang Nara Wibawa Putra, kelahiran 20 Juni 2014. Saat ini usianya masih 9 tahun 9 bulan dan sekolah dasar negeri kelas III. “Anak ini memang tinggal bersama kakeknya dan neneknya,” jelasnya. Minggu (3/3/2024).
Ia menjelaskan, anak ini tinggal bersama kakek neneknya di Kelurahan Baler Bale Agung, karena bapaknya sudah meninggal sejak anaknya berusia 1,5 tahun. Sedangkan ibunya sudah menikah lagi. “Anak ini masih sekolah dan sering membantu kakek dan neneknya. Didalam video, kakeknya yang disebut buta, ternyata tidak buta. Hanya rabun karena sudah usia dan tidak bisa baca tulis,” jelasnya.
Oka mengaku, untuk kondisi sosialnya sudah masuk data DTKS dan rutin mendapat bansos juga KIP. “Tidak benar bahwa anak ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah, justru sebaliknya pemerintah sudah memberikan bantuan secara berlapis terhadap anak dan kakek neneknya.
Mereka juga tercatat mendapat bantuan Bantuan YAPI Kemensos sejak tahun 2023. Bahkan kakek neneknya selain bantuan dari pemerintah, sudah banyak mendapat bantuan sosial dari non pemerintah,” terangnya.
Terkait kondisi rumah, imbuh Oka, bukan semi pemanen atau anyaman bambu. Rumah sudah permanen dengan batu bata, hanya saja memang kondisinya masih belum layak karena masih belum ada pelapis dinding, terutama kamar tidur, kamar mandi dan dapur. “Kakeknya memiliki 10 ekor ternak babi yang di kandangkan di belakang rumah,” ungkapnya.
Lebih jelasnya, Oka mengatakan, dari segi sosial dan pendidikannya, pemerintah sudah lengkap melakukan intervensi. Mengenai rumah, menurut Oka memang perlu diusulkan rehab fisik rumah agar lebih layak. “Anak yang menurut gurunya malas dan kurang motivasi belajar, perlu pendampingan anak untuk memotivasi semangat belajar si anak. Bahkan dari penelurusan terungkap, pembuatan video diduga memang sengaja direkayasa oleh perekam,” ucapnya.
Menurut penurunan kakek dari anak yang dipanggil Nara, bahwa video memang dibuat pamannya yang tinggal di Karangasem pada saat pulang ke Jembrana Hari Raya Galungan beberapa waktu lalu. “Tidak benar yang ada di video itu,” tegasnya. Dar