Puluhan Nelayan Desa Air Kuning Ikuti Lomba Balap Perahu Layar

Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam dan Tradisi Petik Laut

Persindonesia.com Jembrana – Semaraknya perayaan Tahun Baru Islam di Desa Air Kuning, Kabupaten Jembrana, Bali, dimeriahkan dengan Lomba Balap Perahu Layar. Tradisi ini tak hanya sebagai wujud syukur atas limpahan hasil laut, tetapi juga melestarikan budaya leluhur di desa ini.

Pantauan awak media di lokasi, tanpa mesin, para nelayan dengan sampan dan layar mereka menantang ganasnya ombak menuju garis start di tengah laut sejauh 2 mil. Tak jarang, hempasan ombak membuat perahu terombang-ambing, bahkan patahnya kayu pengikat layar membuat beberapa peserta harus rela tersingkir dari perlombaan.

Setelah mencapai garis start, pertarungan sesungguhnya dimulai. Para nelayan adu cepat memacu sampan mereka dengan layar yang terkembang, menerjang ombak dan angin menuju garis finish 4 mil jauhnya. Kecepatan dan ketepatan dalam mengendalikan layar menjadi kunci utama dalam perlombaan ini.

Candi Deres Gumukmas, Berpotensi Hidupkan Ekonomi Lokal

Lebih dari sekadar perlombaan, tradisi ini menjadi pengingat akan budaya maritim leluhur yang harus dilestarikan. Di tengah modernisasi, di mana banyak nelayan beralih ke mesin, lomba ini menjadi simbol kegigihan dan ketangguhan para nelayan tradisional.

Pemenang lomba balap perahu layar ini tak hanya mendapatkan piala, tetapi juga hadiah uang tunai jutaan rupiah. Bagi para peserta, lomba ini bukan hanya tentang hadiah, tetapi juga tentang semangat juang, kebersamaan, dan pelestarian tradisi.

Salah satu peserta bernama Hadni mengatakan, dirinya sering mengikuti perlombaan, sebelum mengikuti perlombaan dirinya juga telah mempersiapkan diri sebelumnya dengan latihan rutin. “Obatnya yang lumayan besar, harus cari sela-sela dulu. Kalau anginnya memang sangat mendukung sekali. Ya memang sih sering latihan, sering ikut lomba juga,” ujarnya. Minggu (21/7/2024).

Bupati Tamba Sebut TPI Pengambengan Bakal Menjadi Destinasi Wisata Perikanan

Semetara Panitia Lomba Balap Perahu Layar Asriyono menuturkan, lomba balap perahu layar ini diadakan dalam rangka memperingati tahun baru Islam dan tradisi petik laut. Menurutnya, di desa Air Kuning ini ada sejarahnya kental.

“Dulu datuk nenek moyang kita tidak pakai mesin, mereka ke tengah laut pakai layar. Makanya kita ingin kuatkan kenangan-kenangan tua itu. Dulu tidak ada yang mempunyai mesin atau alat-alat canggih, mereka mencari nafkah dengan layar. Makanya kita tidak bisa menghilangkan tradisi ini,” jelasnya.

Lomba Balap Perahu Layar di Desa Air Kuning ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan budaya maritim masih lestari dan dijaga oleh masyarakat setempat. Semangat juang dan kecintaan mereka terhadap laut patut menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan warisan budaya bangsa. Dar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *