Tabanan Bali – Pasraman Kalingga Dewa Siwa yang bertengger di Lereng Gunung Batukaru, merupakan Pasraman dari Seorang penekun spiritual : I Gusti Ngurah Jaman, M.S.i(IGN Jaman) 52 tahun, lahir di Banjar Bugbugan Sari (lereng Gunung Batukaru), Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Kedua orang tuanya adalah seorang Pemangku yakni Gusti Ngurah Mawa (almarhum) dan Gusti Ayu Gatri (almarhum).
Oleh Kedua orang tuanya, IGN Jaman sejak kelas 2 SD sudah diajari berbakti kepada Tuhan, mempunyai hobi di berbagai olahraga, terutama seni bela diri, dengan pendidikan terakhir S3, namun di Pasca-Doktor, mengambil jurusan Agama dan Budaya sesuai hobinya menekuni sastra sastra leluhur Bali.
Disamping itu IGN Jaman, juga seorang Herbalis peracik obat tradisional, di bawah naungan CV. Usadha Taksu Bali, termasuk Yayasan Pendidikan Taksu Bali miliknya dengan izin lengkap.
Panguring Sadu
IGN Jaman dalam bincang singkat menuturkan, Selama ini perkembangan Panguring Sadu secara spiritual terbentuk dari bisikan Wahyu yang diterima dari Tuhan Yang Maha Esa di lereng Gunung Batukaru yang kini disebut “Kalingga Dewa Siwa”, dari Wahyu tersebut terbentuk Nama Organisasi Panguring Sadu dengan ajaran Panguring Sadu, adalah “Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.
Dengan susunan Pengurus :
1).Penerima Wahyu, Pinisepuh, Pendiri dan Ketua Umum : I Gusti Ngurah Jaman, M.S.i
2). Pembina Spiritual Naro (Made Suantini)
(3). Sesepuh Pusat : I Wayan Juli Edi Susanto, S.H, S.Kep., Ners.
(4). Wakil Ketua : I Gusti Ngurah Bayu Agung Parayoga.
(5). Sekretaris Umum : I Gusti Ayu Bintang Yulia P Dewi, S.Pd. Kadek Ariadi. Gusti Ayu Dian Ratna Dewi, S.Farm. Apt. Gusti Ngurah Eka Pramana.
(6).Bendahara Umum & Wakil
(7). Ketua Bidang Organisasi : Wayan Suartika.
(8). Ketua Bidang Kesepuhan Nyoman Supardi.
(9). Ketua Bidang Humas : I Wayan Putu Alit.
(10). Ketua Bidang Litbang
(11). Ketua Bidang Seni : I Gusti Suharta, I Made Suwendra, SS.
(12). Ketua Bidang Rohani Ketua Bidang Usadha/Kesehatan, dll.
Sejak dirintis tahun 2016 hingga tahun 2024 berdiri, selama kurun 8 tahun sudah berjalan. Para anggotanya berangsung-angsur merasakan perubahan pada dirinya, sifat dan karakter di masing-masing aggota merasakan tenang dan damai dalam diri. Upaya untuk mendapatkan hal ini dalam hitungan singkat tidaklah mudah. Tentunya harus melewati dari berbagai proses, perilaku kehidupan sehari-hari, seperti pegetarian secara bertahap.
Ajaran tentang Tuhan. Keberadaan Tuhan menjadi bahan perdebatan dalam ilmu tiologi filsafat agama dan budaya populer, berbagai macam argumen yang mendukung tentang keberadaan Tuhan. Selama ini kita sebagai manusia yang masih kotor dan banyak dosa tidak akan pernah mampu untuk bisa merasakan keberadaan Tuhan itu sendiri, mesti salah satu sifat Tuhan adalah sifat mesti dan tidak mesti. Namun kekuasaan Tuhan adalah konsep satu kesatuan menyatukan, terdapat hubungan antara satu keyakinan dengan keyakinan yang lain sehingga konsep kedekatan yang bermanfaat.
Demikian juga dengan Ajaran tentang alam semesta, Kekuatan atau gaya fundamental alam semesta dapat diartikan sebagai kekuatan dasar yang membentuk, mengatur, menjaga, dan melestarikan semua materi di alam semesta. Hubungan alam dengan manusia sangat ditentukan oleh kemampuan manusia dan alam sesuai dengan karakternya. Maka jelas hubungan alam dengan manusia merupakan hubungan saling pemanfaatan.
Demikian juga ajaran tentang budi luhur (yang bersifat mistis): Ajaran tentang tujuan hidup manusia kehidupan manusia di bumi yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa agar dapat menyembah Beliau yang menciptakannya sehingga menusia itu bisa hidup bahagia, menemukan jalan hidupnya.
Yang pada intinya tujuan hidup manusia adalah bahagia dan sorga di bumi dan sorga di akhirat.
Saling asah saling asuh sehingga tercipta kesempurnaan hidup lahir dan bathin karena manusia terlahir ke bumi adalah penebusan dosa, memupuk rasa cinta damai sehingga harkat dan martabat sebagai manusia mampu menciptakan suasana sejahtera, lahir bathin, demikian kutipan singkat Pinisepuh dan Ketua Panguring Sadu IGN Jaman.
Jadi bisa disimpulkan Panguring Sadu yang berlogo Trisula yang artinya mengandung makna kehidupan Alam sekala dan niskala, dan simbul Tuhan sebagai penentu kehidupan, Panguring Sadu adalah ajaran-ajaran yang meneduhkan jiwa sesuai dengan kata Panguring artinya peneduh, Sadu artinya ketenangan Panguring Sadu teduh dan damai dalam berspiritual menuju jalan Tuhan. Sekaligus sebagai penangkal segala jenis sekte dan keyakinan yang merongrong keutuhan Bali, Dunia dan Semesta.
Tim.