Tiga Titik Tanah Timbul Ubah Aliran Sungai, Diduga Penyebab Banjir di Samblong Terungkap

Jembrana – Banjir yang melanda Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kabupaten Jembrana, diduga dipicu oleh perubahan aliran sungai akibat munculnya tiga titik tanah timbul di alur Sungai Samblong. Masing-masing titik memiliki luas sekitar tiga are.

Temuan tersebut diungkap oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana melalui Bidang Kedaruratan dan Logistik, bersama Lurah Sangkaragung saat melakukan pengecekan lapangan, Minggu (5/10/2025).

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Arthana Putra membenarkan adanya kegiatan pemantauan di lokasi terdampak banjir. Pemantauan juga dilakukan menggunakan drone untuk melihat kondisi aliran sungai secara menyeluruh.

“Dari hasil pemantauan, kami menemukan beberapa permasalahan utama. Salah satunya drainase di selatan Sirkuit Mekepung sepanjang sekitar 100 meter mengalami sumbatan dan pendangkalan akibat ditumbuhi pepohonan serta semak-semak,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi tersebut memperlambat aliran air, sehingga ketika banjir terjadi, genangan baru surut setelah sekitar satu minggu. Selain itu, ditemukan pula gorong-gorong kecil yang dibuat oleh pengelola Sirkuit Mekepung. “Tindak lanjut penanganan akan kami koordinasikan dengan Lurah Sangkaragung,” tambahnya.

BPBD Jembrana merekomendasikan pengerukan drainase menggunakan excavator kecil agar aliran air kembali lancar. Sedangkan untuk Sungai Samblong, penanganan akan dilakukan dengan excavator besar guna mengeruk tanah timbul yang menyebabkan perubahan aliran dan jebolnya tanggul di beberapa titik.

“Untuk pengelolaan material hasil pengerukan akan kami koordinasikan bersama pihak kelurahan. Harapannya, setelah dilakukan normalisasi pada drainase dan Sungai Samblong, permasalahan banjir di Lingkungan Samblong dapat segera teratasi,” ujarnya.

Sementara itu, warga terdampak banjir Ni Kayan Juliani mengaku dapur rumahnya hanyut akibat banjir. “Setiap kali banjir, kami selalu kena. Sekarang rumah yang kami tempati juga terancam hanyut. Dulu ada tanggul di sini, tapi sudah habis tergerus,” keluhnya.

Hal senada disampaikan Wayan Maya, warga lainnya yang kehilangan puluhan ekor ayam akibat terseret arus banjir. Ia berharap agar pemerintah segera menangani Sungai Samblong secara menyeluruh. “Kami mohon sungai ini mendapat penanganan khusus supaya tidak terus-terusan banjir,” pungkasnya. Hm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *