Joged Jaruh Waria, Dinilai Memperparah Kehancuran Budaya Asli Bali di Jembrana

Persindonesia.com Jembrana – Pakem joged bungbung khususnya di Kabupaten Jembrana sudah jauh melenceng, dengan kehadiran joged bungbung yang diluar pakem dinilai memperparah kehancuran budaya asli Bali yang sudah di dirinya bertahun-tahun lamanya dengan goyangan erotisnya yang terkesan nakal (jaruh), bahkan diperparah lagi dengan kehadiran joget waria, dinilai ini menjadi pelengkap kehancuran budaya joget bungbung budaya asli Bali yang sesuai pakem.

Menurut Ali Seni Joged Bungbung Kabupaten Jembrana Ida Bagus Komang Sulinggih menuturkan, tari joged bungbung di masing-masing daerah mempunyai seni tersendiri baik dari cara berpakaian dan gamelan yang mengiringi. Khusus di Kabupaten Jembrana sendiri menggunakan gambelan bungbung. Tari joged bungbung merupakan tari pergaulan yang ketat dengan pakemnya.

“Jaged pergaulan ini dalam jaman dahulu 1 seka harus ada penarinya, itu tidak boleh menari ke seka yang lain ini memang sakral. Dahulu penari tersebut kesepek dalam 1 seka dan berkembang seperti sekarang ini penari itu liar atau freelance, siapapun bisa menggunakannya sebagi penari,” terangnya. Jumat (24/11/2023).

PWI dan Diskominfo HSS Kunjungi Bali untuk Studi Tiru Pariwisata

Menurut Sulinggih, untuk di Kabupaten Jembrana pakaian penari Joged menggunakan kebaya, berbeda dengan daerah timur penarinya tanpa memakai kebaya, akan tetapi mereka mematuhi pakaiannya seperti legong kraton.

“Dari sudut pakem penari joged yang menjadi daya tariknya datang dari taksu yang ada di gelungan yang dipakai si penari, serta taksu dari gamelan yang mengiringi si penari tersebut dan ditambah lagi dengan erotis goyangannya bukan erotis goyang muka belakang tapi goyangannya yang kiri kanan. Kalau muka belakang itu goyangan nakal namanya,” jelasnya.

Menurut penilaian Sulinggih, yang membuat tercorengnya tari joged bungbung khususnya di Kabupaten Jembrana, selain goyangan erotis nakalnya yang membuat kotor (komel) dengan adanya joged waria. “Ini yang tidak bisa kita terima apalagi saat pertunjukan joget waria ini menampilkan pertunjukan tidak senonoh, inilah perkembangan sekarang di Kabupaten Jembrana,” ungkapnya.

Bupati Jembrana Tolak Joged Porno Pentas di Jembrana

Selain itu, lanjut Sulinggih, perkembangan joged bungbung di Kabupaten Jembrana telah dimasuki oleh kesenian rindik dan ada juga rindik inovatif. “Nah disini dengan adanya rindik inovatif tersebut dengan instrumen gamelan jawa serta diisi nyanyian Jawa sehingga erotisnya semakin nakal dan menjadi-jadi,” katanya.

Ia mengaku, tari joged di Kabupaten Jembrana sudah semakin asal-asalan tidak mengikuti pakem. Menurutnya joged sekarang semakin bebas, kesenian jegog dipaksakan disi joged erotis, penari tersebut bisa berkali-kali pentas di lain tempat dengan gamelan yang berbeda.

“Gelungan yang dipakai si penari yang dahulu terkenal taksunya sekarang hanya di gendong kemana-mana. Bukan itu yang menjadi daya tariknya tapi goyangan muka belakangnya yang terkesan jaruh menjadi daya tariknya. Itu tidak dipungkiri masyarakat senang akan tetapi menjadi boomerang untuk anak-anak yang menonton,” pungkasnya. Sur

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *