Persindonesia.com Jembrana – Keluarga besar korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya akhirnya menemukan kepastian setelah tiga bulan menanti. Sebelumnya istri korban sempat mendapatkan alamat bahwa suaminya akan pulang kembali, sementara Jenazah yang ditemukan terdampar di Pantai Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Senin (6/10/2025) siang, diyakini merupakan anggota keluarga mereka, Akur, warga Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Saat dikonfirmasi di RSU Negara, Sepupu korban, Mohamad Hasan (43), mengatakan kepastian itu diperoleh setelah pihak keluarga mencocokkan ciri fisik dan pakaian yang melekat pada jenazah.
“Pihak Reskrim Kota Pasuruan memberi kabar bahwa ada jenazah ditemukan di Bali. Setelah ditunjukkan kepada keluarga, kami langsung mengenali celana pendek, kaos, dan tas pinggang yang dipakai. Kami yakin betul itu Mas Akur,” terangnya, Selasa (7/10).
Kasus Penganiayaan Siswa SMP di Jembrana oleh Oknum Kaling Terus Bergulir
Hasan menuturkan, almarhum dikenal sebagai sopir sekaligus pengusaha mebel yang rutin mengirim barang dari Pasuruan ke Bali setiap bulan. Saat kapal Tunu Pratama Jaya tenggelam pada awal Juli lalu, Akur diketahui sedang mengantarkan pesanan mebel ke Pulau Bali.
“Mas Akur memang kerja di dunia mebel, biasanya kirim langsung ke tempat pemesan. Waktu itu dia berangkat seperti biasa, kami tidak menyangka musibah akan terjadi,” ujarnya.
Menurut Hasan, ciri fisik korban semakin memperkuat keyakinan keluarga. “Dari kecil beliau memiliki sumbing di bibirnya. Setelah kami lihat langsung, ciri itu cocok dengan jenazah yang ditemukan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, seluruh identitas korban masih utuh dan sesuai dengan data yang dimiliki keluarga. “Kartu identitas, pakaian, semuanya lengkap. Bahkan dari rekaman CCTV di rumah sebelum berangkat ke Bali, pakaian yang dikenakan sama persis dengan yang melekat di tubuh jenazah,” jelasnya.
Sempat Ditutup, TPST Biaung Nusa Penida Mulai di Bangun Dengan Nilai 14 Milyar Lebih
Hasan juga mengungkapkan adanya firasat yang sempat dialami istri korban sebelum kabar penemuan jenazah datang. “Istrinya sempat bilang merasa yakin suaminya akan pulang. Ternyata benar, meski dalam keadaan seperti ini,” katanya lirih.
Menurut Hasan, penemuan jenazah ini menjadi penutup penantian panjang keluarga yang selama tiga bulan berharap kabar pasti dari laut Selat Bali. “Almarhum sebenarnya lima hari lagi berulang tahun. Beliau meninggalkan tiga anak yang masih kecil, satu laki-laki dan dua perempuan,” ujarnya penuh haru. Ts