Jakarta persindonesia.com , 30 September 2025 โ Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menegaskan pentingnya ketepatan dalam proses pengukuran lahan di kawasan Wanam, Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya strategis pemerintah dalam mendukung program swasembada pangan, energi, dan air nasional.
Dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Senin (29/9), Nusron menyebut bahwa total lahan yang dilepas dari kawasan hutan untuk program ini mencapai 451.000 hektare berdasarkan surat dari Menteri Kehutanan. Namun, pemerintah tidak serta-merta menggunakan seluruh area tersebut tanpa proses verifikasi teknis. โIni menyangkut presisi. Kami pastikan pengukuran benar-benar akurat agar tidak memunculkan masalah hukum atau sengketa lahan di kemudian hari,โ ujar Menteri Nusron.
Dari total lahan yang dilepas, 266.000 hektare berada di wilayah Wanam, Papua Selatan. Namun, hasil verifikasi teknis menyisakan 263.984 hektare lahan yang layak digunakan, dengan sisanya tidak dapat dimanfaatkan karena merupakan kawasan sungai dan rawa.
Menteri Nusron juga menekankan bahwa proses ini dilakukan dengan pendekatan teknis modern dan dukungan penuh dari jajaran kementerian. Ia hadir dalam rakortas tersebut bersama para pejabat tinggi di lingkungan ATR/BPN, termasuk Dirjen Tata Ruang, Suyus Windayana; Dirjen PHPT, Asnaedi; serta Dirjen SPPR, Virgo Eresta Jaya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pembangunan kawasan ini tidak hanya mengejar produktivitas, tetapi juga menekankan keamanan lingkungan dan keberlanjutan tata ruang. โKami pastikan seluruh proses mulai dari pengaturan Hak Guna Usaha, penataan ruang, sampai administrasi lahan mengikuti prinsip pemberdayaan, kearifan lokal, dan keberlanjutan,โ ungkap Zulkifli.
Kawasan Wanam ke depan diproyeksikan sebagai pusat produksi pangan nasional. Selain beras, pemerintah juga menyiapkan pengembangan komoditas untuk bioenergi, seperti etanol dari tebu dan singkong, serta B-50 dari kelapa sawit.
Rakortas ini dihadiri oleh berbagai kementerian dan lembaga strategis, termasuk Kementerian Pertanian, PUPR, Kehutanan, Pertahanan, dan BUMN.
(Humas ATR/BPN Gianyar Bali)
Sumber : Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasionalย