Jember,Persindonesia.com – Karnaval Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan pada Sabtu 27/08/2025 mengusung budaya daerah. Tidak saja berbusana daerah tetapi parade budaya itu juga menggambarkan cerita masa kejayaan kerajaan-kerajaan nusantara yang pernah berjaya di masanya.
Parade budaya tahun ini mengusung tema Culture Village Nusantara 3. Ini menandai tepat tiga tahun pemerintahan desa yang dipimpin oleh Mochamad Sholeh, SH.,MH.
Dalam sambutan Camat Wuluhan, Hanifah, dikatakan bahwa parade budaya dalam rangka memperingati HUT RI ke-80. Parade ini bukan saja memberi hiburan kepada warga tetapi juga sebagai ajang kreativitas warga.
“Karnaval ini juga sebagai wadah kekompakan, persatuan, kebersamaan warga Lojejer. Monggo dilestarikan yang baik-baik dan ditinggalkan yang tidak baik,” ucap Hanifah yang juga merangkap Plt Camat Ambulu.
Sementara itu Kades Lojejer Mochamad Sholeh mengatakan kepada awak media bahwa karnaval ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun 2025 ini adalah Parade Culture Village Nusantara 3 artinya kita membuat inkarnasi cancut tali wondo budaya,” kata Sholeh.
Dengan tema itu, menurut Sholeh, dikandung maksud mengenalkan aneka budaya nusantara. Jika sudah kenal maka masyarakat akan menyayangi dan mencintai sehingga dapat melestarikannya.
“Saya ingin nguri-nguri budaya supaya tidak hilang, mengingat situasi dan kondisi saat ini budaya-budaya barat sudah masuk ke negara kita termasuk ke desa-desa,” terang Sholeh.
Sholeh juga menyampaikan, antusias warganya cukup tinggi dalam mendukung parade budaya itu. Tercatat 12 tim dari masing-masing rukun warga dan 4 tim kehormatan, termasuk tim Pemerintah Pedesaan Lojejer.
Para peserta menempuh rute parade sepanjang 1,5 kilometer.
Dari pantauan di lokasi start, tim pertama dari SMP Ma’arif 08 Kepel Desa Ampel Kecamatan Wuluhan menampilkan kisah Sri Tanjung. Di dalam sajian dramatisasi budaya itu Sri Tanjung dirayu oleh rajanya sendiri. Sang suami, Patih Sido Pekso, cemburu kepada Sri Tanjung. Lalu Patih marah kepada istrinya. Sri Tanjung rela dibunuh tetapi ia berkata kalau tuduhan itu tidak terbukti maka darahnya tidak akan membuat air sungai menjadi bau.
Benar juga, setelah Sri Tanjung dibunuh darahnya tidak membuat bau air sungai.
Penampilan kedua oleh tim guru-guru PAUD Lojejer membawa cerita Damarwulan.
Penampil ketiga dari Mts Plus Nuris Lojejer mengusung sejarah Kerajaan Mataram Islam. (And)