Ricuh Demo Peringati 60 Tahun Papua Merdeka, Aliansi Mahasiswa Papua(Bali)

Denpasar (persindonesia.com) -Kericuhan sempat terjadi dalam demo yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Bali (AMP), Polisi membubarkan orasi keras AMP yang mulai anarkis di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, Bali, pada Rabu 1 Desember 2021.

AMP

Berdasarkan data yang masuk, rencananya AMP Bali menggelar aksi unjuk rasa dalam rangka Memperingati 60 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat dengan tuntutan mencabut perpanjangan Otonomi Khusus Jilid II dan memberikan hak menentukan nasib sendiri bagi Papua.

Kericuhan pun pecah akibat diawali dengan adanya adu dentuman sounsistem dan saling hujat orasi keras antara dua kubu (pro dan kontra), dalam aksi yang diikuti sekitar 30han anggota AMP peserta, lalulintaspun sempat terhambat.
Bahkan sempat terjadi aksi saling lempar batu, antara AMP dan PGN (Patriot Garuda Nusantara) yang ikut berdemo sebagai tandingan. Polisipun membubarkan aksi tersebut.

PGN

Aksi demo tersebut rutin ada dilaksanakan sebagai agenda yang wajib diperingati dan dilaksanakan oleh kelompok AMP Komite Bali.

Awalnya rencana aksi dilaksanakan di Bundaran Renon samping Konsulat Amerika Serikat, namun tidak mengantingi ijin dari pihak kepolisian, dan mendapat ijin untuk dilaksanakan di seputaran
Bundaran Renon.

Demi Papua Barat Merdeka, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dengan memakai pakaian tradisional Papua, mereka turun ke jalan Renon Denpasar, menggaungkan kemerdekaan tanah kelahirannya yang sudah memasuki tahun ke-60.

Sebelumnya, pengumuman yang dibuat AMP Komite Bali bersama Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) di sejumlah media sosial sejak Selasa (30/11/21)lalu. Kedua organisasi punya beberapa tuntutan kepada pihak pemerintah dari ; demiliterisasi, pencabutan perpanjangan otonomi khusus di Papua, serta kebebasan untuk menentukan nasib sendiri alias Merdeka.

Kilas balik, pada 1 Desember 1961 di mana untuk pertama kalinya Bintang Kejora sebagai bendera Negara Papua Barat dikibarkan.
Ketua AMP, Yesaya Gobay dalam berbagai lansiran di Medsos baik AMP dan FRIWP menduga pemerintah Indonesia telah melakukan kolonialisme/penjajahan terhadap Papua sehingga kesengsaraan rakyat Bumi Timur Indonesia khususnya Papua masih terjadi dimana-mana.

Hingga berita ini diturunkan pernyataan resmi dari pihak yang berkewenangan atau aparat terkait masih belum dikeluarkan, masih koordinasi.

Tim.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *