Tolak Terminal LNG, Para Nelayan Dirikan Baliho di Pesisir Desa Adat Intaran Sanur

Bulatkan tekad Tolak Terminal LNG di Kawasan Mangrove, 4 kelompok nelayan dirikan Baliho di sepanjang pesisir Desa Adat Intaran Sanur

Persindonesia.com Sanur Bali – Suara-suara penolakan terhadap rencana pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove terus bermunculan. Empat kelompok nelayan di Desa Intaran Sanur menyuarakan perlawanannya dengan mendirikan baliho berukuran 2,5 x 3 meter di sepanjang pesisir Intaran. Selasa (12/7/2022)

Kelompok-kelompok Nelayan tersebut ialah Kelompok Nelayan Segara Agung, Watu Kerep, Astining segara dan Kelompok Nelayan Tapang Kembar.

ABM dan ALARM Desak Kapolda dan Kapolresta Balerang Segera Tutup Galper

I Wayan Sujana selaku koordinator pemasangan Baliho menjelaskan jika pemasangan baliho penolakan terhadap pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove dilakukan adalah sebagai bentuk respon oleh para nelayan terhadap pembangunan Terminal LNG di kawasan mangrove. “

Kami yang selama ini di laut sangat tau betul bagaimana imbas dari pembangunan sebelumnya yang telah membuat laut rusak. Aktivitas dredging atau pengerukan yang akan dilakukan untuk membuat alur laut Terminal LNG di kawasan mangrove pasti akan menyebabkan kerusakan pada laut. “Jika laut rusak, maka kami akan kesulitan mencari ikan sebab ikan-ikan akan menjauh,” jelasnya.

Prosesi Mapepada Wewalungan Jelang Pujawali Pura Semeru Dihadiri Wagub Cok Ace

Lebih lanjut Sujana menjelaskan jika sebagian besar masyarakat Intaran terlebih kelompok nelayan memang menggantungkan hidupnya di pesisir. Dredging atau pengerukan terlebih dengan kapasitas 3 juta 300 meter kibik pasti sangat membawa dampak yang sangat luar bisa terhadap perairan kami. “Bagaimana nasib kami yang selama ini memggantungkan hidup di pesisir apabila proyek tersebut dipaksakan?,” tanya sujana.

Seperti diketahui bahwa menurut riset Kekal Bali, Frontier Bali dan Walhi Bali dalam melakukan pengerukan 3 juta 300 meter kibik tersebut juga mengenai indikatif terumbu karang seluas 5 hektaran.

Dit Narkoba Polda Metro Jaya Berhasil Ungkap Kasus Narkoba Jaringan Malaysia-Jakarta

Terancamnya terumbu karang pastinya akan berdapak terhadap keberlangsungan dan kualitas lingkungan ekosistem laut, Sujana menambahkan “Maka kami kelompok nelayan yang selama ini selalu beraktivitas di laut sudah barang tentu menolak proyek Terminal LNG di Kawasan Mangrove yang juga akan merusak laut” imbuh Sujana. (***)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *