Wisata Spiritual Taman Beji Manik Segara Ada Di Desa Baha

Badung Bali | persindonesia.com -Desa Baha yang dikelilingi oleh hamparan sawah kini mempunyai tambahan distinasi wisata baru berupa taman tirta spiritual “Taman Beji Manik Segara”, yakni sebuah sumber air suci(tira) tempat penglukatan disertai taman dan juga dilengkapi dengan sarana wisata kolam permandian umum, sangat cocok untuk relaksasi, sangat layak untuk dikunjungi.

Desa Baha terdiri dari 7 banjar dinas, 2 desa adat dengan jumblah populasi penduduk kurang lebih 1200 KK. Mempunyai basis pendapatan pokok dari sumber pertanian, dikenal dengan gudangnya pertukangan khusus bangunan cor tingkat, pertukangan seni ukiran Bali.
Desa Baha dengan ciri khasnya angkul-angkul atau pintu gerbang stile Bali yang etnik khas Baha, telah menjadi desa distinasi/tujuan wisata sejak tahun 1994 lalu ketika Alit Putra menjabat sebagai Bupati di Badung dan Desa Baha berhasil menjadi distinasi wisata dengan peringkat 20 besar Nasional.

Pemilik lahan sekaligus Pendiri Taman Beji Manik Segara tersebut adalah Pak Kerta lengkapnya Dr.Drs.I Ketut Kerta,M.Pd, secara khusus kepada para awak media yang mendatangi pesona keajaiban tersebut, menuturkan : Sejarah tercetus adanya kolam permandian, taman pengelukatan, adanya pura, diungkapkan oleh l Ketut Kerta pada jaman dulu memang tempat ini yang sekarang diberinama Taman Beji Manik Segara yang dibangun tepatnya di Banjat Bedil Desa Baha, nama itu juga muncul atas petunjuk, atas petuah dimana dua orang yang secara bersamaan dengan tempat berbeda memberikan nama tersebut berdasar kepada wangsit-wangsit yang diperoleh dan setelah diyakini dipakaialah nama Taman Beji Manik Segara.
Disebut dengan Taman karena ada tempat menghibur diri,keindahan, Beji berkaitan dengan permandian suci Ida Betara. Dulu tempat ini bernama Pancoran Gulingan, karena sumbernya airnya ada 3 yakni dari Barat, dari Utara dan dari Selatan, malah yang terakhir ada juga yang dari bawah, sebenarnya nyatur, namun dulu lebih dikenal dengan Campuhan Tiga Pancoran Gulingan, yang kini dikenal dengan nama Taman Beji Manik Segara.
Sejak dahulu memang dijadikan sumber mata air oleh para petani yang bekerja disekitar Munduk Sana, Munduk Moncos, Munduk Apuan dan Munduk Baha, kemudian karna airnya sering dipakai termasuk juga untuk pengobatan jika ada orang sakit panas, sakit mata(merah) juga digunakan untuk mengobati anak kecil yang terkadang rentan sakit dengan jalan dimandikan, disucikan secara tradisional dipancoran ini. Kemudian seiring perkembangan berdasarkan keyakinan keluarga dan menurut petunjuk bahwa ditempat ini juga harus dibangun pura, bersyukur pura tersebut kini telah berdiri dan dipuput oleh Ida Dukuh pada Purnama Kesada ini.
Menurut Bliau pesengan atau nama pura ini adalah Pura Dukuh Agni. Tempatnya di Desa Baha maka menyambunglah nama Agni berarti Api dan Baha adalah Bara Api dan pertamanannya bernama Manik Segara, Panas dengan air sehingga diyakini akan membawa berkah kedamaian, kesejahteraan, kemakmuran bagi umat. Menimang desa Baha adalah desa wisata, menjadilah kawasan ini daerah tujuan wisata, Ketut Kerta mantan Kepala SMAN 1 Kuta Utara yang berpredikat Kepala Sekolah Teladan Nasional ini, mengharap dukungan dari berbagai pihak dan juga atas permintaan dari anak-anak kolam ini dengan terpisah juga dipakai untuk permandian umum, selain yang dipakai untuk tempat pengelukatan, dan di dipura ada tempat khusus untuk melakukan meditasi. Harapan melalui dukungan semua pihak agar taman beji dan pura ini bisa berfungsi sesuai dengan yang dititahkan, yang diwahyukan, yang dispiritkan oleh yang diatas, demikian Pak Kerta menuturkan.


Sementara Perbekel Desa Baha yang dikenal merakyat : I Wayan Rusih mengapresiasi adanya objek wisata spiritual yang baru Taman Beji Manik Segara yang diempon oleh Pak Ketut Kerta, mengharap kedepan desa yang dipimpinnya akan bisa lebih maju, selain pengembangan objek wisata pihaknya juga telah berhasil membangun Pasar Bunga dan kini sudah berjalan baik, program-peogram baik tersebut telah masuk di dalam Musdes, demikian.

Berdasarkan pantauan saat pembuatan Taman Beji Manik Segara tersebut Pak Kerta juga ikut melibaskan cangkulnya berbulan-bulan hingga setahun lamanya mongpong tanah/menggaruk membuat lobang kolam tersebut.
Di tempat pelukatan suci dan juga genah Usada/berobat secara spiritual tersebut melinggih/bersetana juga Ida Betara Lingsir, dan juga Ratu Niang Lingsir. Sebagai cihna/ tanda biasanya aeseorang akan langsung merasa merinding ketika mulai memasuki areal kolam apalagi tepat dibawah pohon kelapa yang terbalut oleh pohon kepuh, sunggung peristawa langka. Wisata spiritual memang nyata berada di Baha ini.

Berikut kutipan video Persindo Channel.

Krg.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *