Budidaya Madu Kele, Desa Mendoyo Dangin Tukad Kuatkan Ketahanan Pangan

Persindonesia.com Jembrana – Setelah diberi penghargaan sebagai desa mandiri oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat lounching JSDDD pada hari Selasa 20 Sepetmber 2022, Desa Mendoyo Dangin Tukad untuk ketahanan pangan bersiap merapatkan para kelompok pembudidaya ternak lebah madu trigona yang sering disebut madu kele.

Diketahui secara garis besar, madu trigona diyakini berkasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti mengobati penyakit asam lambung, menetralkan gula darah, penyembuhan penyakit struk dan sebagai penambah stamina. Salah satu pembudidaya lebah madu trigona bernama I Ketut Swiantara asal Delod Pempatan, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana mengaku dirinya sudah selama 5 tahun menekuni bisnis tersebut. Rabu (21/9/2022).

Polusi Asap Debu dari Pg Lestari Tambah Parah Sangat Mengganggu kesehatan dan Aktivitas Umum

Ia juga mengaku semenjak mengawali menekuni bisnis lebah madu trigona pihak keluarganya tidak mendukung, diyakini bisnis tersebut tidak ada hasilnya. Akan tetapi setelah dijalani ternyata pendapatan dari berternak madu trigona bisa menopang ekonomi kluarganya dan menyekolahkan anaknya dan akhirnya keluarga pun mendukung.

“Awalnya niat saya tidak didukung oleh keluarga dirasa berternak lebah madu trigona tidak ada hasilnya, setelah saya jalani secara tekun ternyata menghasilkan dan bisa menopang ekonomi keluarga saya dan bisa menyekolahkan anak sampai sekarang. Untuk bisa menopang ekonomi keluarga, dulu saya jual sarang trigona 1 buah seharga 150 ribu, saya sudah jual sebanyak 200 sarang,” terangnya.

Lurah Manukan Kulon Pantau Langsung BIAN di Sekolah Daarul Muttaqien

Untuk saat ini, lanjut Swiantara, dirinya tidak akan menjual sarang lagi, hanya menjual madunya saja. “Sekarang saya beralih untuk mengembangkan ternak trigona dengan hanya menjual madunya saja. Sekarang saya sudah mempunyai sarang sebanyak 350 buah. Yang ada di lokasi rumah yang seluas 25 are hanya ada 150 sarang dan yang dititip dirumah tetangga ada sebanyak 200 sarang,” jelasnya.

Swiantara mengaku, dirinya menjual madu trigona awalnya melalui teman dan berkembang sampai pembeli datang kerumahnya dan sebagian ada juga warga menjualnya keluar. “Saya mempunyai pelanggan banyak sampai sekarang, dikarenakan saya hanya mempunyai sedikit hanya menjual di desa saja. Selain itu permintaan dari luar desa juga banyak. Saya jual perbotol isi 1000 ml seharga 200 ribu,” jelasnya.

Wagub Cok Ace Dampingi Kunjungan Menteri Perdagangan RI ke Pasar Badung

Terkait kegunaan dari madu trigona tersebut, Swiantara menjelaskan, secara gelobal kegunaan madu trigona sebagai obat asam lambung dikarenakan kebanyakan pelanggan yang datang mengaku untuk mengobati penyakit asam lambung. “Banyak pelanggan datang kesini untuk dipakai pengobatan asam lambung, untuk penyembuhan penyakit struk, menetralkan gula darah yang mempunyai penyakit diabetes dan juga sebagai penambah stanmina,” ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga mengaku selama menjual madu tidak berani mencampur dengan bahan lain. “Saya tidak berani mencampur madu trigona dengan bahan lain, ini murni tanpa ada campuran agar lebih berkasiat kegunaanya. Saya memanen madu trigona ini setiap 6 bulan, akalu permintaan banyak panen hanya 3 bulan saja. Untuk sarang perkotak dapat 5 botol berukuran 1000 ml,” ucapnya.

Akhirnya! Mendes PDTT Launching Jembrana Satu Data Dari Desa Pertama di Indonesia

Swiantara berharapa kepada pemerintah daerah supaya bisa membantu mengembangkan bisnisnya. “Saya berharap, selain perhatian dari pihak desa, juga meminta bantuan kepada pemerintah daerah supaya saya bisa mengembangkan bisnis ini agar bisa menopang keluarga saya,” harapannya.

Sementara Perebekel Desa Mendoyo Dangin Tukad I Made Oka Semarajaya mengatakan, awalnya sebelum dirinya menjadi kepala desa, dan masih menjabat sebagai kelian banjar sudah memantau dan mendukung para peternak trigona tersebut sehingga bisa menghasil madu untuk dijual. Dirinya juga akan mendukung penuh adanya para peternak trigona dan ikut mengembangkan dengan cara mendirikan kelompok

Pelaku Keprok Kaca 15 TKP Diringkus Polsek Sukawati

“Sebelumnya saya sudah menanggapi secara positif adanya peternak trigona ini. Kami selaku pemerintas desa seperti kelompok lainnya dibidang pemberdayaan, ini akan kami kembangkan dengan system pola, dan kebetulan kami sering koordinasi yang intinya nanti malam kami akan mengadakan pertemuan awal dengan kelompok tersebut. Ini kami pandang peternak tersebut sudah berkecimpung selama 5 tahun dan yang sudah mendapatkan hasil. Ini bukan madu sembarangan dan murni tidak ada campuran, bisa sebagai obat, yang sudah saya rasakan sendiri mempunyai penyakit asam lambung dan sekarang sudah sembuh,” ujarnya.

Oka mengaku, pihaknya akan membentuk kelompok, yang selama pandemi covid vakum. “Sampai saat ini baru ada 1 peternak yang ulet sekali dan kami akan membangkitkan lagi. Astungkara ditahun depan bisa kita danai, dan tentunya kami sangat membutuhkan support dari pemerintah daerah seperti desa-desa yang lain yang sudah dikatagorikan desa maju, bahkan desa kami sudah dikatagorikan desa mandiri maka itu ketahanan pangan harus kami kuatkan,” tutupnya. Vlo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *