Paus Mati di Yeh Leh, Ada Masalah Dengan Perairan Indonesia

Persindonesia.com Jembrana – Setelah dilakukan nekropsi terhadap Paus Sperma yang mati dan terdampar di Pantai Yeh Leh, Desa Pengeragoan, kecamatan Pekutatan, Jembrana ternyata berjenis kelamin betina dan masih remaja. Setelah di telusuri diperkirakan paus tersebut sakit dan penyebab permasalahan juga diperkirakan di pencernaan paus tersebut. Diprediksi terjadi masalah dengan perairan Indonesia.

Saat dikonfirmasi usai melaksanakan nekropsi, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar Permana Yudiarso mengatakan, hasil nekropsi yang dilakukan oleh tim medis, dalam saluran pencernaan ditemukan sisa makanan berupa kepala cumi dan juga ditemukan cacing-cacing. Cacing-cacing ini nanti di cek di laboratorium, apakah ini parasit yang berbahatya atau tidak dalam pencernaan.

Evakuasi Paus Terdampar di Pantai Yeh Leh Terkendala Air Pasang

“Selain itu, tadi kita cek jenis kelamin, yang sebelumnya diperkirakan berjenis jelamin jantan akan tetapi setelah di cek ternyata betina. Adapun sample yang diambil diantaranya gigi, jaringan kulit, sarafnya, lambung atau pencernaannya, ususnya. Sample akan kita analisis di laboratoriun fakultas kedokteran hewan Universitas Airlangga Surabaya, kita butuh waktu sekitar 3 sampai 4 minggu, nanti kita akan kabarkan hasilnya nanti,” terangnya. Minggu (9/4/2023).

Menurutnya, terlihat ikan tersebut tidak ada indikasi diburu leh nelayan, pihaknya tidak menemukan luka ditubuh paus tersebut. “Kemungkinan paus ini sakit di pencernaanya setelah kita analisa, dari sisa makanan yang ada di pencernaan kita cek untuk memastikan ada bakteri atau sesuatu yang membahayakan dengan makanannya,” jelasnya.

Hewan Mamalia Raksasa Terdampar di Pantai Yeh Leh Berjenis Paus Seperma

Menurut analisa Permana, ada sesuatu dengan perairan Indonesia, jadi kondisi kesehatan di pengaruhi oleh makanan kemudian ditempat hidupnya. Paus ini hidup di kedalaman lebih dari 3000 meter dan jarang ke permukaan kecuali dia bernapas. “Ketika dia menyelam pun lama. Ketika paus itu sakit berarti ada sesuatu di perairan kita. Perairan kita harus dijaga, tercemar, kotor itu mencerminkan bagaimana kita mengelola laut kita, indikatornya salah satu kita bisa lihat paus yang sudah mati dan terdampar,” uraiannya.

Dirinya juga menyakini, kemungkinan paus tersebut juga pernah berenang kemana-mana tidak hanya di perairan Indonesia, bisa juga makan zat pencemar di negara lain. “Pada saat kembali ke Indonesia dia sakit dan terdampar. Mari Bersama-sama menjaga laut dari pencemaran dan pengerusakan agar bisa menyelamatkan hewan yang hidup di laut,” pungkasnya. Vlo

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *