Memalukan! Ngaku Punya Atasan di Pemerintah, Warga Miskin Dimintai Uang Bedah rumah di Jembrana

Persindonesia.com Jembrana – Kelakuan oknum warga yang satu ini memang sangat memalukan, disaat Pemerintah Kabupaten Jembrana sedang gencar memperjuangkan bantuan stimulan bedah rumah untuk warga Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, salah satu oknum warga  yang mengaku mempunyai atasan di Pemkab Jembrana diduga memungut uang kepada warga miskin yang membutuhkan bedah rumah.

Informasi diperoleh Persindonesia.com di lapangan, bantuan bedah rumah yang merupakan bantuan stimulan perumahan swadaya nasional tahun 2022 tersebut sudah terealisasi. Sebanyak 15 warga miskin mendapatkan bantuan tersebut. Akan tetapi beberapa warga miskin diduga dimintai uang setelah pembangunan bedah rumah tersebut selesai kisaran Rp. 1 juta rupiah. Akan tetapi warga tidak mau memberi uang kepada orang kepercayaan yang ditugaskan menagih uang oleh oknum tersebut.

Parahnya, setelah warga menolak memberikan uang, oknum  tersebut menjanjikan bantuan bedah rumah periode kedua. Warga diminta menyerahkan uang sebesar Rp. 1,5 juta rupiah untuk memuluskan bantuan tersebut turun. Sebanyak 6 orang warga miskin tergiur dan menyerahkan uangnya kepadanya dan menjanjikan bantuannya akan keluar paling cepat 1 bulan dan paling lama 2 bulan. Akan tetapi sampai hari ini sudah 5 bulan lamanya bantuan tersebut tak kunjung datang.

Majlis Alfatih Indonesia Ratakan Alun-Alun Bondowoso Dengan Sholawat

Salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, oknum tersebut telah menjanjikan bantuan bedah rumah ke warga. Sebelumnya. Saat bantuan sudah turun dalam tahap pembangunan, oknum berinisial M tersebut datang untuk mengecek keberhasilan pembangunan dan meminta biaya sebesar Rp. 1 juta setelah pembangunan selesai.

“Dia datang kesini ngecek bangunan, dan meminta uang sebesar Rp. 1 juta rupiah setelah bangunan selesai. Akan tetapi saya menolak memberi uang. Jadinya tawaran tersebut turun menjadi Rp. 700 ribu rupiah. Saya tetap menolak memberi uang atas saran pak kaling. Dia bilang saya preman karena tidak ngasi uang,” terangnya. Senin (17/7/2023).

Salah satu warga lainnya yang juga tidak mau menyebutkan namanya mengatakan, dia mengusulkan program kedua dengan meminta uang sebesar Rp. 1,5 juta, termasuk uang yang telah dibayarkan oleh saudaranya salah satu warga sejumlah enam orang yang memberi uang kepada oknum tersebut yang dijanjikan bantuan program kedua.

Bupati Tamba Hadiri Pisah Sambut Kapolda Bali

“Kakak saya sudah memberi uang, saat menyerahkan uang kakak saya juga mengambil poto sebagai dokumen. Akan tetapi uangnya kembali dikembalikan oleh olnum tersebut. Jadi 5 orang lainnya yang tidak memiliki dokumentasi saat penyerahan uang sampai saat ini uangnya belum dikembalikan, kalau memang ini bermasalah 5 warga tersebut akan susah melaporkan ke Polisi karena tidak ada bukti kwitansi saat penyerahan uang,” jelasnya.

Dirinya sudah memberitahukan saudaranya bahwa oknum tersebut bukanlah petugas dari Pemkab Jembrana hanya bertugas menyambungkan aspirasi masyarakat dan tidak memberikan bantuan langsung. Ketika tidak diberi uang, okunum tersebut mengungkapkan rasa malu kepada atasannya di Pemkab Jembrana. “Entah siapa atasanya saya tidak tau. Jika memang benar ada bantuan pastilah pak kepala desa atau pak kaling akan bertanggungjawab,” ucapnya.

Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut via telphone, Prebekel Banyubiru I Komang Yuhartono mengatakan, untuk ditahun 2022 lalu desanya mendapat bantuan bedah rumah stimulant sebanyak 15 KK. “Namun untuk ditahun 2023 ini kami mengajukan stimulan bedah rumah sebanyak 25 KK,” ungkapnya.

Bea Cukai dan Pol PP Denpasar Gasak Pedagang Rokok Bodong

Terkait dengan adanya keluhan warga yang dipungut Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta untuk mendapatkan bedah rumah stimulant pihaknya mengaku sempat mendengar dan langsung mengumpulkan warga dan kelian dinasnya menyerukan agar tidak membnayar jika ada oknum warga yang katanya bisa menurunkan bedah rumah.

“Infomrasi dan keluhan itu ada. Namun kami sulit membuktikanya. Untuk antisipasi oknum yang melakukan pungutan terhadap warga kami untuk mendapatkan bedah rumah, kami kumpulkan warga dan keliannya. Karena ini jelas tidak ada pungutan baik dari desa maupun pemkab Jembrana,” tandasnya. Dar

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *